Friday, February 29, 2008

Selamat jalan pa Otang


Bgitu baca judulnya, pasti orang2 yang pernah berkecimpung di jurusan/departemen/program studi (atau apapun lah namanya) Geofisika dan Meteorologi ITB (skarang dah bubar jalan, red) pasti kaget, emang ada apa dengan Pa Otang??

Tenang dulu, jangan terjebak oleh judul, Pa Otang sehat dan baik2 saja, yang dimaksud selamat tinggal adalah Pa Otang udah sekarang sudah pensiun jd PNS di GM (skali lg, jurusan ini dah ga ada dan telah berganti nama) :D.Jumat tgl 29 februari 2008 ini acara pelepasannya (yg sayang sekali saya lupa :( dan tidak dapat menghadirinya).

Buat yang lain, saya kasi sedikit latar belakang. Pa otang ini adalah salah seorang staf di dept GM ITB.Pa Otang bertugas sebagai salah satu teknisi (kl boleh dibilang bgitu) di meteorologi, yang dahsyatnya adalah Pa Otang telah bertugas dari awal Dept GM (skali lg mengingatkan bahwa jurusan ini telah pecah) berdiri hingga kini. Jadi, pa Otang ini kurang lebih dah berpengalaman lebih dari 30 tahun. Oleh karena itu, saya udah anggap pa otang sebagai dosen, apalagi kl menyangkut penggunaan alat2 ukur meteorologi, gape banged (pake d) dah, saya pasti nanya pa otang dulu sbelum nanya dosen, hehehe.Gimana engga coba, selama 30 taun lebih itu, kerja utama pa otang adalah mengukur dan mencatat hasil pengukuran dari alat2 yang berada pada taman meteorologi (baik pada saat berada di atap gedung astronomi ato di depang gedung biru ky saat ini).


Pengalaman saya sendiri bersama pa otang cukup banyak, saya sempat pagi2 skali ikut pa otang mencatat dan mengamati alat2 meteorologi yang ada di taman (FYI, data meteorolgi harus selalu dicatat pada jam 00.00 GMT, which is 07.00 WIB), pernah juga naek ke atap gedung biru tuk ngukur kecepatan ama arah angin pake hand anonemeter. Lain waktu saya ikut ekskursi metorologi ke malabar dan santolo (tentu saja pa otang menyertai). Masih banyak lagi pengalaman saya yang lain dari bapa yang satu ini. Hobby pa otang yang paling nyentrik (menurut saya) adalah kegemarannya berkomunikasi menggunakan radio panggil (CB). Satu lagi yang khas dari pa otang adalah gaya sisiran rambut yang selalu klimis dan belah pinggir :D.

Terima kasih Pa otang atas dedikasi dan segala bantuan yang bapak berikan terhadap saya khususnya ketika masih menjadi mahasiswa meteorologi, dan kepada dept GM (walaupun sudah pecah) umumnya, dan terlebih umum lagi terhadap dunia meteorologi indonesia. Selamat menikmati masa pensiun yang mudah2an indah............

Gege mengejar cinta

Pasti bakalan banyak yang komentar “Haa? Hari gini baru baca gege mengejar cinta?? Kmana aje lu?? “ :D Emang buku yang saya beli n baca ternyata udah cetakan ketujuh (laku bener ya) dan cetakan pertamanya itu taun 2004. Tp bukan halda aditya belgaman namanya kl ga punya pembelaan :D, pembelaannya adalah ini buku ketiga karangan adhitya mulya yang udah saya baca, dua sebelumnya adalah Jomblo (jelas!!) dan yang teranyar, yaitu travelers’ tale. Lhoo, kl bgitu, knapa baca travelers’ tale duluan daripada gege (gege mngejar cinta, red)? Alasannya sederhana, waktu si-gw ke toko buku (emang rencana mau beli buku adhitya mulya, dengan bekal voucher diskon 25 rb dari pembelian novel terjemahan harry potter buku ke 7) si-gw dihadapkan oleh dilema mau baca mana duluan, travelers’ tale atau gege (karena keterbatasan dana si-gw blom bisa beli 2 skaligus :D). akhirnya setelah pertimbangan bahwa menabung 28 rb tidak sesulit menabung skitaran 45 rb, maka diputuskan lah membeli travelers’ tale terlebih dahulu. Dan akhirnya setelah menabung, akhirnya terbeli juga si gege :D.

Si gege saya beli jam 2 sore dan selesai saya baca pada saat adzan maghrib berkumandang ( ya ya si-gw memang seorang speed reader, walo ga slalu ;). Si-gw menjadi seorang speed reader hanya pada saat membaca novel fiksi saja, tidak pernah si-gw selesai baca buku teks pelajaran (apalagi yg in English) walo dah bertaun2 bukunya ada di rumah :)).

Oke, back to topic, stelah membaca tiga buku karangan mas adhit, setidaknya ada kesamaan antara gege dan travelers’ tale (saya lupa apa sama juga dengan jomblo, karena saya baca jomblo waktu tingkat 3 kuliah s1 (2003), pinjeman pula. Ini juga kelemahan dari speed reading, cepet baca, cepet selesai, cepet lupa). Kesamaan itu adalah penggunaan footnote untuk menambah unsur komedi pada kedua novel itu (and you know what?? Its works, at least for me). Komedi yang disisipkan dalam foot note tadi bisa bikin saya cengar – cengir sendiri, dan bikin ga tahan tuk ngga liat ke bawah (halaman buku, red)bgitu ada referensi footnote :p.

Kalo dibandingin dengan travelers’ tale, saya akan bilang lebih lucu gege. Mungkin karena travelers’ tale dibuat oleh 4 orang dan lebih berat ke alur cerita daripada unsur komedi nya kali yaaa :D.

Oya, satu lagi. Bagian yang paling mengena di buku ini adalah pada waktu gege sms-an dengan caca. DAMN!!!, knapa gw masih jomblo aja yaa??? :)).

*lho, jd curhat colongan :D*

*kabuuuurr*

Friday, February 22, 2008

Cantik Tapi Menyakitkan - Java Jive

ada yang putus dan bersedih
terluka pedih seperti mati

oohh astaga
rapuhnya dunia
dunia cinta

ada yang ingin dan senang bercinta
tapi sudah tak ada
dia yang cantik

ooo astaga
dia memang cantik
menyakitkan

tapi ku lihat ke atas
tuhan kan baik dan berkata

santai saja
cinta kan datang

santai saja
beri dia waktu

berfikir keras
dan dia kembali padamu


Semalem lagu itu diperdengarkan oleh sebuah stasiun radio, dan saya mendengarkan dalam mobil, ngga tau knapa ko tiba2 "klik" ma lagu ini :D.
Maksudnya tuh, lagu ini, melodinya cocok tuk didengerin malem2 n sndirian ;)



Monday, February 18, 2008

Bergaul dengan Pengumpul

Setelah sekian lama berusaha mencari responden perusahaan AMDK (air minum dalam kemasan) yang tak kunjung berhasil, akhirnya thesis si gw punya sedikit titik ruang. Sang pembimbing mendapatkan dana riset di bidang green logistic/reverse logistic, yang mau tidak mau melibatkan diriku sebagai bimbingannya.

Setelah berkonsultasi, akhirnya diputuskan untuk merubah haluan alur green supply chain, yang tadinya dimulai dari produsen menjadi dimulai di pemulung/pengumpul yang terus naik ke bandar lalu ke pabrik daur ulang menjadi produk plastik yang lain.
Akibat dari hal ini adalah, si gw harus muter2 bandung tuk nyari n ngewawancarai pengumpul/pemulung botol/gelas plastik bekas kemasan AMDK. Pertama saya aga sedikit khawatir, karena apa, kita tahu sendiri bahwa orang2 yang berprofesi sebagai pengumpul/pemulung itu rata2 hidup di bawah garis kemiskinan, dan tentu saja mungkin nanti akan sedikit sulit untuk mewawancarainya karena 1. belom tentu mereka mau diganggu waktu bekerjanya, 2. belom tentu mereka mau memberikan suaranya untuk direkam, dll.

Tapi kekhawatiran itu sedikit hilang ketika sang pembimbing memberi pencerahan dengan akan memberikan sedikit uang lelah untuk pengumpul yang diwawancara.Akhirnya mulailah berkelana keliling bandung mencari pengumpul ataupun pergi ke TPS2, sampai saat tulisan ini dibuat si gw baru berhasil mewawancarai 7 orang pengumpul dari daerah sukasenang, padasuka, taman cibeunying, cipaganti, dan tamansari.

Ada beberapa hal yang ingin si gw sampein di sini, bekerja sebagai pengumpul/pemulung itu bukan kerja yang ringan, apalagi saat ini. Berdasarkan pengakuan mereka, saat ini persaingan mengumpulkan botol/gelas plastik susah karena semakin banyak saingan (dalam kata lain semakin banyak orang yang menggeluti profesi ini).Pendapatan sebagai pengumpul/pemulung sangat pas2an, jadi ketika si gw memberikan uang lelah yang dititipkan oleh sang pembimbing mereka sangat senang dan bahagia, itung2annya uang lelah itu sama dengan pendapatan mereka menjual botol plastik selama satu hari (satu hari mereka bisa mengambil 3 kg (ini kl lg beruntung) botol/gelas plastik bekas dengan harga jual Rp. 2500 - 3000/kg.


Sgitu aja dulu deh laporan si gw, mungkin kedepannya perjalan thesis ini akan semakin lancar.. (doakan yaa).

*Saatnya pindah ke mode turbo :D*